Pupuk dalam Karung

Saat membuat analogi tentang apa yang sedang dihadapi Unej Mengajar adalah sesuatu yang lumayan seru dan tantangan yang cukup menguras pikiran dan tenaga. Namun dengan ini saya coba tuangkan tulisan yang semoga meringankan beban saya sebagai Direktur Ujar periode II.

Jika dilihat tugasnya, Unej Mengajar memiliki tugas yang cukup berat, yaitu memberantas buta aksara dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 

Sempat saya berfikir bahwa apa sih yang dilakukan Unej Mengajar seharusnya?

Mungkin jawaban itu terlalu kompleks dan jika perlu mungkin bisa dijelaskan dengan rumus.

Pupuk dalam Karung

Ya. Ibaratkan Universitas Jember adalah sebuah perusahaan pupuk yang memproduksi berbagai macam jenis pupuk, dari berbagai ruang produksi FE, FK, FF, FTP, Faperta, FS, PSSI, FH, FKIP, FISIP, FT, FKM, FMIPA, FKG, dan PSIK. Semuanya terkemas rapi, dan sudah diproduksi dengan berbagai kemasan. Untuk dapat dikatakan berkualitas ataupun tidak saya sedikit ragu, karena pupuk yang baik adalah ketika digunakan pada tanaman dapat membuat tanaman jadi subur, berbunga yang baik, atau berbuah maksimal. 

Ibarat lagi jika masyarakat Jember adalah tanaman yang berada dalam satu petak yang bernama Kabupaten Jember.

Kita hanyalah satu genggam pupuk yang disebar di Ledokombo, Bintoro, Mayang, Jenggawa dan Darsono.

Untuk mengubah satu lahan/sepetak tanah jadi subur, pupuk yang ada dalam karung ini tidak mungkin disimpan terus menerus dan perlu lebih banyak lagi pupuk yang digunakan.

Apabila sudah ditebar maka akan nampak perubahan yang ada.

Terus berbenah dan berbenah. Sambil tetap ditebar.

Perlu lebih banyak pupuk2 yang berpartisipasi.

Untuk teman2 yang sedang menjadi "Pupuk" tetaplah berproses, jadikan tanaman-tanaman itu jadi yang terbaik.

Untuk teman2 yang belum bergabung, mohon do'anya sebentar lagi kita akan bukakan akses yang lebih mudah, sehingga semua bisa berpartisipasi lebih aktif lagi.

=Kita ini pupuk, seberapa berkualitas kita? Tanyalah pada tanaman yang merasakan=

Salam

Tegar Dymnastiar