Diary Mutaalim

          Cahaya matahari mulai mencari celah di antara jendela kamar, diiringi oleh cuitan burung yang hinggap di atas genting dan kokkan ayam yang saling bersaut di sekitar rumah. Setiap makhluk mulai aktif bergerak, awan menggulungkan dirinya dan mempersilahkan matahari untuk berdiri tegak di atas langit.

Menjadi bagian dari UKM UNEJ Mengajar atau yang biasa kita sebut UJAR merupakan impian bagi sebagian besar Mahasiswa Unej. Organisasi bergengsi dengan penyeleksian yang ketat ini berfokus pada bidang pengabdian masyarakat melalui pengajaran di sekolah desa dengan kategori 3T. Tidak hanya pembelajaran, para Sobat Pengajar dan adik-adik binaan juga sering bermain bersama, bertukar cerita, dan tertawa bersama. 

“Adik-adik di Muta’alim itu suka sekali dengan bermain. Di UJAR saya dan teman-teman menjadikan pengajaran ini sebagai wadah kami untuk terus belajar dan berbagi. Saling memahami pikiran serta pendapat, melatih rasa kekeluargaan yang sangat erat, dan saling berbagi dengan adik-adik. Entah itu memberi peralatan belajar serta berbagi camilan/jajanan ringan” ucap Amanda sebagai CO Muta’alim.

Jika hari libur setiap mahasiswa adalah hari sabtu dan minggu, maka itu tidak berlaku bagi mereka. Mereka adalah Pipin, Rizky, dkk. Setiap hari Rabu atau Kamis, Pipin, Rizky, dkk. melakukan rapat melalui G-meet. Mereka membahas materi apa saja yang akan diberikan kepada adik-adik MI Baitul Muta’alim. Sobat Pengajar di Muta’alim terdapat 12 orang dari berbagai kota.

Masa pandemi mulai sedikit surut, beberapa dari mereka memutuskan untuk pergi ke Jember dengan niat melakukan pengajaran.

"Saya sengaja dari Bali ke Jember, lalu memutuskan ngekos selama kurang lebih 5 bulan agar bisa ngajar ke adek-adek Mutaalim. Terkadang, saya juga rindu untuk bermain bersama mereka" tutur Pipin dengan logat Bali yang menjadi ciri khasnya.

Tidak hanya Pipin, ada salah satu anggota yang mengajar di sekolah MI Baitul Muta'alim, dia berasal dari Bandung dan bernama Rizky.

"Selain karna adanya tugas yang mengharuskan saya datang ke Jember. Alasan lainnya, karna saya ingin terjun langsung dalam pengajaran. Meskipun, kadang juga terkendala oleh kendaraan dan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Kurang lebih, sekitar 5 bulan saya kos di Jember."

MI Baitul Muta’alim merupakan sekolah dengan jarak tempuh paling dekat dari Markas UJAR. Akan tetapi, medan jalanan yang dilintasi sedikit berat. Kondisi jalan yang sangat sempit, berbatu, bergeronjal, terjal dan tidak beraspal (tanah) telah menjatuhkan beberapa anggota serta sepeda mereka. Tidak jarang, ban sepeda mereka pun meledak. Mereka juga sering melakukan servis motor. Belum lagi jika hujan semalaman, jalanan menjadi licin dan rawan jatuh. Tidak hanya itu, beberapa dari mereka sering terjatuh akibat ban motornya yang terpeleset dengan batu. Seperti halnya yang dirasakan oleh salah satu sobat pengajar yang roda depan sepedanya masuk ke got karena menghindari lubang dan jalanan sedang licin. 

"Selama kurang lebih 8 bulan pengajaran ini, saya sudah melakukan servis motor berkali-kali. Biasanya, 1x dalam sebulan saya melakukan tap oli. Akan tetapi, hal itu membuat tengki bensin motor saya bocor, sehingga dalam sebulan saya servis motor 2x. Tapi tidak apa, saya lakukan ini dengan senang agar bisa mengajar” jelas Shafira sembari tersenyum lebar saat bercerita 

Yup! Inilah secuil cerita dari mereka. Sobat Pengajar dari MI Baitul Muta’alim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN LOLOS SELEKSI BERKAS OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13

PENGUMUMAN LOLOS TAHAP MICROTEACHING 1 OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13 UKM UNEJ MENGAJAR

Pengumuman Lolos Seleksi Tahap Wawancara Calon Sobat Pengajar 13