Dia Bertanya, Apa Aku Lelah?
Siang itu matahari
bersinar terik. Jika orang lain sudah malas untuk keluar rumah, aku dan
kawanku justru sedang menelusuri sawah dan ladang bersama anak murid
kami di sebuah desa. Sejak pagi, kami berjalan bersisian mengelilingi
desa tempat mereka tinggal. Satu kilo, dua kilo, dan berkilo-kilo kami
berjalan namun tidak sampai juga. Anak-anak ini mengajak kami kesana
kemari, menunjuk satu demi satu tempat yang ingin mereka perlihatkan
kepada kami, kakak-kakak guru.
Kami mulai berjalan pukul 8 pagi. Namun hingga pukul 10, tempat tujuan kami belum kelihatan juga. Entahlah, apa aku lelah. Setiap langkah yang aku ambil dengan sangat lunglai, selalu dibarengi dengan pertanyaan anak-anak manis itu, "Capek, kak?" namun aku selalu menjawabnya dengan riang, "Enggak kok, kakak masih kuat." Bagiku, perjalanan ini sangat menyenangkan. Hanya fisik ku yang merasa lelah, namun hatiku sangat bahagia dan bebas. Aku merasa bebas dan hidup kembali sebagai diriku.
Karena anak-anak manis ini. Anak-anak yang penuh potensi.
Karena aku punya alasan untuk berjuang, aku mampu menepis alasan-alasan untuk berhenti meski penat. Karena ada yang kuperjuangkan, maka aku tetap hidup sebagai diriku apa adanya.
Di suatu ladang di siang yang amat terik.. aku pikir aku tinggal sendirian menemani anak-anak ini berpetualang. Aku pikir kawan-kawanku sudah berjalan jauh di depan. Ternyata, dia mengikutiku dari belakang. Menjagaku barangkali aku benar-benar kelelahan dan jatuh. Dia tidak bertanya seperti anak-anak itu. Katanya, "Kamu kelihatan capeknya." Aku tertawa, dia pun ikut tertawa. "Ternyata 'dekat' itu jauh banget, ya. Mana kamu harus nyetir habis ini. Hihi.", kataku menanggapi. Lalu aku dan dia mengajak anak-anak bernyanyi riang hingga kami sampai di tempat tujuan.
Bagiku, petualangan ini terlalu jauh untuk kami, kakak-kakak guru. "Deket kok kak.. aku juga kalo maen kesini..," kata anak-anak itu waktu awal mengajak berpetualang. Sungguh, berbeda sekali makna "jauh" bagi kami dibanding mereka. Seperti berbedanya keberuntungan kami dibanding mereka.
***
ditulis oleh: Arifah Nur Hasanah (SP4)
sumber: http://arifahnh.blogspot.co.id/2015/09/dia-bertanya-apa-aku-lelah.html
Komentar
Posting Komentar