AJARI KAMI PENDIDIKAN...!

 
Judul ini mungkin lebih tepat untuk digunakan dalam menceritakan kepada mereka yang membaca sepenggal pengalaman yang dirasakan oleh SP 6 dari salah satu SD binaan kami yaitu MI Darul Ulum Mayang. Saat itu tepat pada tanggal 22 April yaitu tanggal yang masih pantas dikatakan sebagai tanggal untuk memperingati hari pahlawan karena pada tanggal 21 April adalah hari lahir dari seorang pahlawan emansipasi wanita yaitu raden ajeng kartini, sehingga di hari itu mereka memiliki inisitaif untuk memberikan pembelajaran yang bertemakan tentang kepahlawanan. Hal ini mereka lakukan untuk mengenalkan sejarah negara Indonesia agar anak-anak memiliki jiwa nasionalisme dalam dirinya yang sudah seharusnya mereka pupuk sejak dini. Indonesia memang dibangun dengan darah perjuangan para pahlawan namun yang menjadi pertanyaan apakah bangsanya mengenali setiap pahlawan yang gugur di tanah airnya, berjuang demi merebut kejayaan, berjuang demi merebut kemerdekaan, berjuang demi merebut kehormatan, realitanya tidak semuanya tahu karena disinilah kami memiliki pengalaman yang membuat kami miris dengan masa depan negara Indonesia, disinilah kami melihat secara langsung ketika kami para SP 6 yang diterjunkan di MI Darul Ulum Mayang menunjukkan gambar Ir. Soekarno yaitu presiden pertama negara republik indonesia kepada adik-adik berharap mereka saling beradu kemampuan untuk menyebut bahwa gambar itu adalah Ir. Soekarno tapi pada kenyataan justru jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak tahu siapa sosok yang ada pada gambar tersebut.
 ‘’itu bapak kamu ya kak? atau jawaban lain seperti ’’ itu bapaknya dafid kak!, dafid adalah salah satu murid kelas 3 di MI Darul Ulum. Jawaban itu tidak membuat mereka kehilangan kesabaran dalam mengajar, merekapun memberikan satu klu untuk membantu adik-adik menemukan teka-teki yang mereka rangkai sendiri didalam gambar itu yaitu dengan menyebutkan bahwa gambar itu adalah presiden pertama republik indonesia, namun mengejutkan ketika jawabannya sama saja, adik-adik menjawabnya denganooo itu Prabowo kak!’’ atau jawaban lain seperti ‘’jokowi’’. Kemudian karena tidak ada yang bisa menjawab dengan benar akhirnya mereka memberikan gambar kepada adik-adik satu persatu dan merekapun menjelaskannya beserta daerah-daerah perjuanganya, selain menjelaskan merekapun juga mengajarkan bagaimana cara menghargai pahlawan indonesia salah satunya dengan tidak mencorat-coret gambar pahlawan yang berarti seperti menghina pahawan. Hal tersebut telah dilakukan oleh  Dafid salah satu murid di kelas 3. Teguran mereka lakukan kepada Dafid dengan mencoba mengajaknya membayangkan bagaimana jika mereka hidup tanpa seorang pahlawan, bagaimana jika dulu indonesia tidak memiliki pahlawan. Dafid pun menjawab Perang kak?dan mereka menjawab Bisa saja kamu sekarang sedang lari-lari dikejar Belanda. Mau kamu?dan ia pun menjawab Tidak kak!. Demi menutupi rasa bersalahnya ia pun kemudian meraih kapur dan menggambarkan sosok pahlawan di papan tulis kemudian menuliskan dibawahnya ‘’pangeran antasari’’ dan ia mengucapkan dengan lantang. Merekapun tersenyum melihat tingkah anak-anak disini, terbersit perasaan khawatir bagaimana jika anak-anak akan tetap seperti tadi, menjawab dengan jawaban yang salah atau mungkin dilain waktu ketika mereka memberikan pembelajaran tentang kebangsaan mereka sama sekali tidak mengenali dimana letak indonesia dalam peta dunia, atau mungkin mereka juga tidak mengenali suku-suku di daerah mereka.
Lain halnya dengan Dafid, temannya yang lain seperti Hayat dan Ridho. Jika dafid dengan segala kelincahannya dan mempunyai rasa percaya diri ketika ia berani mengakui kesalahannya dan menutupinya dengan menggambar pangeran antasari menurut versinya, mampu menulis dengan bagus. Hayat dan ridho justru siswa yang paling di perhatikan karena kemampuan membaca dan menulisnya yang masih sangat rendah, keduanya sangat antusias jika kami ajari. Bedanya Hayat memang sulit untuk membaca, ia masih mengeja namun Ridho sudah bisa membaca tanpa mengeja meskipun sedikit lemah dalam menulis, hurufnya sering terbalik balik. Satu hal yang mereka yakini, bahwa untuk mencapai kesuksesan selalu membutuhkan perjalanan yang sangat panjang meskipun terkadang harus jatuh bangun karena mereka yakin jemari mereka yang dulu masih kaku menuliskan huruf demi huruf diatas lembaran kertas dibuku mereka, mulut mereka yang dulu masih gagu mengeja kata, dan mereka yang masih berada pada tingkat kemampuan yang relatif rendah dari sekian banyak anak-anak disekolah yang lebih maju, dengan berbekal kesabaran, keikhlasan dan harapan-harapan yang selalu diyakini suatu saat nanti entah satu atau dua tahun mereka akan menjadi intan dari kerang yang tersembunyi. Anak-anak di SD Darul Ulum Mayang adalah salah satu bagian dari sekian banyak generasi muda di tanah air tercinta, masa depannya menjadi pengaruh terhadap kemajuan ibu pertiwi oleh karena itu, mari ajari mereka mencintai tanah air... ajari mereka menjadi pribadi yang berbudaya... ajari mereka menjadi pribadi yang terdidik...  karena generasi emas indonesia adalah generasi yang mampu mengantar indonesia menuju negeri dengan segala kemajuannya.








semoga menginspirasi !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN LOLOS SELEKSI BERKAS OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13

PENGUMUMAN LOLOS TAHAP MICROTEACHING 1 OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13 UKM UNEJ MENGAJAR

Pengumuman Lolos Seleksi Tahap Wawancara Calon Sobat Pengajar 13