MENGGALI EMAS DI PUCUK GUNUNG MOJAN


Sungguh beruntung sekali aku bisa bergabung di UJAR (Unej Mengajar). Hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, hal yang belum pernah aku pikirkan sebelumnya, hal yang aku pikir ini adalah hal yang tidak akan pernah bisa dilakukan, namun aku bisa melakukannya dengan tuntas dan Tuhan menjawab itu semua dengan kebahagiaan. Pada hari itu tepat pukul 07.00 aku terjun ke SD Binaan UJAR secara langsung untuk bisa merasakan bagaimana situasi belajar disana. Ini adalah tantangan kedua dari UJAR sebelum resmi menjadi bagian dari UJAR. Saat itu aku ditempatkan di SD Bintoro V. Sekolah yang terletak cukup dekat dengan jantung kota namun kondisinya 180º berlawanan dari kehidupan kota. Jalanan yang kulintasi adalah jalan tanpa aspal, bebatuan, menanjak dan lekukan tanah yang membuat permukaannya tidak merata dan pada akhirnya hal itu bisa kapan saja membuat ban motorku terpeleset. Hari kemarin cuaca mendung dan itu menambah jalan disini semakin licin ditambah dengan daerah pegunungannya yang lengkap dengan tikungan-tikungan tajam. Melihatnya membuat hatiku terus bertambah syukur ketika sejenak aku ingat akan jalanan di kampung halamanku yang  jauh lebih layak. Aku tertegun, jember adalah kota dengan segala keunikan dan kemewahannya, pemasok tembakau dan kopi kakao terbesar di indonesia, pariwisata yang lengkap, dan JFC ‘’Jember Fashion Carnival’’ budaya jember yang mampu melesat sampai di kancah internasional, namun menyimpan sudut kota yang mampu menguras rasa iba. Sisi lain aku beruntung UJAR memberiku satu pengalaman tentang harapan untuk mencapai sedikit perubahan, setidaknya orang tak lagi melihat kota jember dengan kekurangannya termasuk aku. Aku sempat khawatir karena kata teman-temanku membutuhkan waktu satu jam lebih untuk tiba di SD Bintoro V. Keadaan jalan yang beragam membuatku harus terus waspada dan selalu berhati-hati.
Lebih dari satu jam aku melakukan adrenaline di jalan yang baru pertama kali aku melewatinya. Tiba di puncak gunung akhirnya aku sampai di SD Bintoro V. Aku lega... karena aku berhasil menjadi penakluk jalan dengan sangat baik dan tidak terpikir apakah selesai dari kegiatan ini motorku akan langsung di lempar ke tukang service atau tidak, tapi satu jam lebih di jalanan telah terbayar lunas ketika kudengar tawa riang adik-adik di SD Bintoro V. Berlari dan berkejaran kesana kemari. Aku senang melihat pemandangan baru ini.. aku senang melihat wajah-wajah polos, kecil, dan lucu. Adrenaline selesai tapi tugas utamaku bukanlah itu, seperti yang aku katakan bahwa aku beruntung bisa bergabung di UJAR. Pada  hari itu UJAR memberiku tantangan di kelas 3 dan 4 SD Bintoro V untuk mengajar menggantikan bapak dan ibu guru disini. Tiga guru dengan 1 PNS, 1 guru sukuan dan 1 guru sukarela yang selama ini tetap berusaha keras memberikan semangat, motivasi dan belajar meskipun realitanya tidak semua murid mendapat dukungan untuk datang bersekolah. Aku dan teman-temanku mulai memasuki kelas 3 dan 4. Letupan semangat mulai di berikan ke adik-adik dengan menyuarakan kata ‘’UJAR’’ dan kami semua dengan serempak menjawab ‘’heeee... aaa’’ sambil menggulung-nggulungkan tangan kemudian melemparnya ke depan. Perkenalan diri selalu menjadi hal pertama sebelum memulai pembelajaran kemudian aku dan teman-temanku menyiapkan beberapa media pembelajaran dan sebelumnya kami telah membuat origami sederhana yaitu kupu-kupu kertas dengan warna yang beragam. Kami belajar tentang lingkungan dan menyelipkan satu pesan didalamnya bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Pesan itu kami berikan dengan sebelumnya membuat klu berupa gambar yang telah kami persiapkan. Seperti pegunungan yang menggambarkan daerah dengan udara yang sejuk dan pemandangannya yang hijau serta gambar satunya menunjukkan sungai dengan sampah-sampah yang mengapung diatasnya. Aku senang.. melihat mereka sangat antusias dengan kami meskipun ada diantara mereka yang membuat gaduh dikelas dan keluar masuk kelas. Hadiah sederhana satu kupu-kupu kertas membuat mereka kegirangan ketika mereka berhasil menjawab pertanyaan dariku dan teman-teman.
Setelah bernyanyi bersama akhirnya aku dan teman-temanku mengakhiri pembelajaran, dan mereka dengan lincahnya keluar dari kelas kembali bermain dengan teman-teman sebayanya. Satu dua anak tanpa sepatu sengaja mengajakku dan teman-teman ke suatu tempat. Aku sama sekali tidak tahu ... aku berjalan dengan hati-hati melewati jalan kecil yang menurun sedikit tajam yang letaknya berada di belakang sekolah, akhirnya aku tahu jika itu adalah jalan menuju ke sungai. Bersih dan benar-benar alami tidak seperti sungai yang ada di kota pada umumnya, disini hampir tidak ada sampah yang tersangkut di sungai. Aku melihat mereka berjalan melewati sungai dan kemudian menaiki jalan dan menyusuri pematang sawah. Aku baru menyadari ternyata sudah menjadi hal yang biasa ketika jam istirahat tiba mereka lebih sering berjalan pulang ke rumahnya masing- masing meskipun aku sendiri tidak tau apa yang di kerjakan di rumah dengan senggang waktu yang relatif singkat. Satu hal unik lainnya dari mereka yaitu pergi ke air terjun yang tingginya relatif rendah dan letaknya dekat dengan sungai. Hal itu adalah bagian yang paling menyenangkan yang pernah aku temui. Bagi mereka itu adalah surga, tempat mereka bisa bermain sepuasnya menjelang jam istirahat dengan tawa riangnya.
Setelah itu aku dan teman-temanpun pulang dan melanjutkan adrenaline kembali untuk sampai di kota jember. Satu pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan meskipun pada akhirnya hal itu menjadi satu-satunya ceritaku karena UJAR menempatkanku di tempat binaan yang lain, tapi aku bersyukur dia mengenalkanku dengan lingkungan Mojan tempat dimana sekolah kecil itu berdiri kokoh sampai detik ini. Satu cerita lagi kembali mengukir perjalananku dan kebahagiaanku adalah aku menemukan tawa, senyum dan hingar bingarmu. Kebahagiaanku adalah aku melihat kesungguhan niat dari bola matamu. Kebahagiaanku adalah aku melihat semangat dari kaki – kaki tanpa sepatu. Kebahagiaanku adalah aku masih mendapati beberapa diantara kamu duduk di bangku. Kebahagiaanku adalah aku menemukan harta terpendam di pucuk gunung Mojan.


Penulis : Nasrul Amaliyatun Naja ☺☺☺

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN LOLOS SELEKSI BERKAS OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13

PENGUMUMAN LOLOS TAHAP MICROTEACHING 1 OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13 UKM UNEJ MENGAJAR

Pengumuman Lolos Seleksi Tahap Wawancara Calon Sobat Pengajar 13