October on Duty

Hai oktober! Hari ini aku bertugas lagi, mengemban amanah moral untuk pendidikan bermutu nya adek-adek kebangsaanku. Ah apa maksudnya, hehe, intinya itu adek-adek yang belum beruntung seperti aku harus mendapatkan pendidikan terbaik di masanya. Siapa lagi kalau bukan aku yang berusaha memastikannya?  Aku yang amat beruntung mendapatkan pendidikan terbaik dari awal sekolah dulu. 

Pagi yang cerah, hari ini kami terlambat datang ke sekolah, karena kunci motor teman kami ada yang hilang. Keberangkatan kami jadi sedikit terhambat. Selain itu, jalan menuju SD Darsono sedang dalam perbaikan. Bahkan motor yang kusetiri sempat terjebak di pasir dan bebatuan, membuat kami semakin lama di perjalanan. Selain itu di sekitar 100 meter jalan, Aku terpaksa menurunkan teman boncengku untuk berjalan kaki. Demi alasan keamanan, daripada aku menjatuhkan temanku seperti waktu silam, saat aku tidak jua menguasai medan jalan. hehe

08.15 kami baru tiba di sekolah. Jika sabtu sebelumnya kita bahkan hadir sebelum jam 8 pagi. Hari ini memang agak kesiangan. Selain itu, mulai minggu ini kami tidak diizinkan mengajar adek-adek kelas 1 lagi. Katanya supaya hemat tenaga kami, karena anak kelas 1 masih bisa di handle oleh guru-guru yang lain.

Jadi hari ini formasi kami sedikit berubah daripada yang seharusnya kami rencanakan. Kak Nafthah dan kak Fikry yang semestinya dapat bagian kelas 1, akhirnya berpencar ke kelas 3 dan 4. Akhirnya, aku ditemani kak Fikry ngajar di kelas 4. sudah lama banget ya rasanya nggak ngajar mereka. 

Kami bertujuh dan ini hampir full team. Dari kanan atas itu Kak Yuni, Kak Vungky, Kak Nanda, dan aku.
Dari kanan bawah itu Kak Nafthah, Kak Fikry, dan Kak Rossy. 
Anak-anak kelas 4 sangat bersemangat sekali hari ini. Semalam aku menyiapkan beberapa cerita untuk mereka, aku tiba-tiba ingin bercerita saja. Apalagi mood ku sedang tidak begitu baik akhir-akhir ini. Mungkin melihat mereka mendengarkan dan menyimak akan membuat perasaanku lebih baik.

Tapi apa daya. Dari awal aku dan Kak Fikry datang, mereka langsung berebut menyebutkan permintaan mereka.

"Kak ajari kita upacara bendera ya Kak, kita mau jadi petugas upacara besok Senin, ya kak yaa..," kata mereka memaksa. Kaget sekali tiba-tiba dimintai melatih upacara. Terlebih itu harus dilakukan di lapangan, terbuka, dan pasti ramai serta lari-larian adek-adekku ini.

Atas dasar rasa tak tega dengan antusiasme mereka. Akhirnya aku dan Kak Fikry mengalah saja. Kita akan berlatih upacara di lapangan, tapi aku memiliki 4 syarat.

"Baik kalau begitu.. kita latihan upacara ya di lapangan.."

"Horeeeee... ayo kak sekarang.."

"Sssst, diam dulu semua ya. Boleh di lapangan, tapi kakak punya 4 syarat yang kalau salah satu melanggar, maka kita semua kembali ke kelas. Mengerti?"

"Iya kaaakkk, ayo kak sekarang keluar kelas Kakk.." 

Sayangnya, mereka ini amat memaksa dan tidak sabaran. Aku bingung, aku sama sekali nggak bisa membayangkan untuk membawa mereka keluar kelas seperti ini. Karena pasti ricuh, pasti ramai dan tidak tertib, pasti ada yang asyik maen sendiri, ada yang asyik jajan ke kantin, dan ada yang pasif. Snak kelas 4 ku ini amat sangat beragamnya. 

Keberadaan Kak Fikry sangat membantu. Kami berdua saling bahu membahu untuk menenangkan adek-adek manis ini. Aku menjelaskan 4 syarat itu 1) TERTIB; 2) AKTIF; 3) SABAR; dan 4) SEMANGAT. Dan karena dek-adek ini sangat rame, kami berdua menambah peraturan baru, "Angkat tangan jika mau bicara, silahkan bicara setelah dipersilahkan". Ya, ya, ya, rasanya sabtu ini aku semakin tegas saja menghadapi adek-adek kelas 4. Mungkin ini pengaruh dari moodku yang sedang kurang baik, atau pengaruh dari emosiku yang agak labil. Tapi kalau kata Kak Fikry, "Luar biasa bandel ya fah anak kelas 4, megelno.. hoho".
Begini hasil dari mempertahankan adek-adek tetap di dalam kelas. Lelahnya, tapi lega. 
Jjam menunjukkan angka 9 ketika semua urusan di kelas selesai. Seharusnya ini waktu adek-adek beristirahat. Jadi aku tanyakan kembali pada mereka. Apakah tetap akan melanjutkan latihan upacara di lapangan atau istirahat dulu.

"Ayo kak istirahatnya nanti saja habis upacara kak.."

Baiklah aku turuti. Terlebih karena itu adalah permintaan langsung mereka. Aku hanya mengingatkan agar semua nya memegang janji. Tidak ada ke kantin, tidak ada maen bola, dan tidak ada kata malas. 

Namun ternyata, beberapa anak meminta izin tidak ikut upacara. Dengan alasan mereka bukan petugas, mereka tidak mau hanya jadi peserta upacara. Hmm.. aku tahu aku harus sabar. Aku beri mereka tugas di kelas, agar mereka tertib dan tetap terkendali. Aku berikan 8 buah soal matematika yang harus mereka selesaikan bersamaan dengan latihan upacaranya. Jika belum selesai, mereka tidak diizinkan untuk beristirahat. 

Sedih aku sebenarnya. dari sini, terlihat bahwa anak kelas 4 tidak kompak. Terdapat gap di antara mereka, berkubu-kubu, bahkan ada kubu yang lebih berkuasa, ada kubu yang mengalah tapi sebenarnya tertumpuk rasa benci di hatinya. Lelah juga melihatnya. Mungkin karena itu selama ini, di kelas 4, ada titik-titik berbeda dan membuat urusan mengajar semakin komplit. Ada titik rusuh, ada titik rame, ada titik pasif, tapi ada juga titik dengan atensi tinggi. 

Rita sedang membaca teks doa.
Ada Silman yang seharusnya tetap siap sebagai pemimpin upacara, juga ada Anto yang bertugas sebagai dirijen.
Latihan upacara berjalan lancar. Adek-adek juga tertib meskipun ada satu-dua anak yang mencuri waktu pergi ke kantin. Cuaca sedang panas. Tapi kami tetap semangat. Apalagi aku sedang mengalami radang tenggorokan, sedikit-sedikit batuk dan serak bicara. Terlebih cuacanya yang kering membuat debu berterbangan kesana kemari. Aku jadi harus ekstra hati-hati. Menyiapkan masker dan minum air putih sesering mungkin. 

Jam menunjukkan angka 09.40. Latihan upacara selesai. kegiatan adek-adek setelah ini adalah istirahat. Kami beri mereka waktu 30 menit untuk istirahat, dan kembali ke kelas jam 11.30. Sedangkan untuk adek-adek yang mengerjakan soal di dalam kelas, baru diperbolehkan istirahat jika pekerjaannya sudah selesai. Aku sekaligus mencoba membahas soal itu di depan sekali. Miris sekali. Mereka anak kelas 4 sangat tidak menguasai matematika. Padahal aku hanya meminta jalan berpikir yang benar. Hitungan mereka boleh salah. Tapi mereka tidak boleh sepayah itu dalam berlogika. Dmatematika adalah yang mereka butuhkan.

Mengoreksi pekerjaan matematika adek-adek yang tidak ikut upacara.
Meski begitu aku sedikit terhibur karena adek-adek tidak sepenuhnya membenci matematika. Mereka hanya ingin sedikit lebih mengerti. adi aku mencoba memahamkan mereka dengan beberapa soal cerita. walau harus tertatih-tatih aku menjelaskan, aku berharap adek-adek ini mendapat manfaat dari matematika.
Kelas mendongeng. Aku mencoba menceritakan Malin Kundang seseru yang aku bisa
 
Rujakan. Kami diberi rujak oleh bapak guru. Akhirnya kami rujakan bareng-bareng di depan kelas 4.
***
 
ditulis oleh Arifah Nur Hasanah (SP4)
sumber: http://arifahnh.blogspot.co.id/2015/10/october-on-duty.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN LOLOS SELEKSI BERKAS OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13

PENGUMUMAN LOLOS TAHAP MICROTEACHING 1 OPEN RECRUITMENT SOBAT PENGAJAR 13 UKM UNEJ MENGAJAR

Pengumuman Lolos Seleksi Tahap Wawancara Calon Sobat Pengajar 13