SEHARI DIKELILINGI BIBIT TUNAS BANGSA
“SEHARI
DIKELILINGI BIBIT TUNAS BANGSA”
Ini merupakan awal pertemuan saya
dengan teman-teman Tanoker, seperti seyogyanya orang yang belum mengenal satu
sama lain biasanya seseorang itu akan berandai-andai perjumpaannya menjadi
menyenangkan atau tidak menyenangkan, itu juga yang saya alami. Berandai-andai
jika pertemuan itu akan menyenangkan dapat bertemu dengan adik-adik Sekolah
Dasar, belajar, dan bermain. Akan tetapi bayangan itu sedikit meleset, mengapa
saya katakan meleset? Karena ketika saya menginjakkan kaki di tempat komunitas
Tanoker berada tercium hawa semangat, keceriaan, dan kekeluargaan yang
terpancar dari setiap individu yang menginjakkan kaki di tempat itu.
Tua dan muda berkumpul menjadi
keluarga baru di Minggu Ceria ini. Tidak ada kata sombong atau sok pintar karena
telah menjadi seorang mahasiswa, semua ini gugur bersamaan ketika teman-teman
Tanoker dengan semangat meneriakkan slogan mereka “…tidak sombong”. “Oh… mereka
adalah bibit tunas bangsa yang sangat mahal harganya”. Tidak perlu kita mencari
jauh ke penjuru dunia untuk mendapatkan satu bibit tunas bangsa agar dapat
mengharumkan Bangsa Indonesia ini, karena puluhan bibit itu sedang dirawat dan
dikembangkan di desa Ledokombo ini, menanti saat-saat dimana mereka terjun bebas
untuk menyongsong Bangsa Indonesia ke masa yang lebih baik.
Apa yang saya dapatkan setelah
pulang dari Ledokombo—rumah teman-teman Tanoker berada? Tak lain adalah senyum
bahagia yang ditumbuhkan oleh teman-teman Tanoker serta mimpi untuk selalu dapat
berada disekeliling teman-teman seperti mereka (teman-teman Tanoker_red).
Sobat Volunteer
Nur Aliyah
(Mahasiswa FKIP UNEJ 2012)
Komentar
Posting Komentar