Buta huruf tinggi, Unej gerakkan peduli mengajar
Dikutip dari media Online Nasional SindoNews.com (Rabu, 3 Oktober 2012)
Sindonews.com - Menyusul tingginya angka buta huruf di Jember, Jawa Timur, mahasiswa Universitas Jember (Unej) melakukan gerakan 'Unej Mengajar'. Gerakan ini merupakan bentuk keprihatinan tingginya angka buta huruf tersebut.
"Kami akan bertekad membantu pendidikan dengan penuntasan buta aksar semampu kami," kata Direktur Unej Mengajar Abdul Aziz, Rabu (3/10/2012).
Dia menambahkan, gerakan relawan yang diakuinya banyak terinspirasi Gerakan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan itu.
Dia mengaku, sudah memulai merintis kegiatannya sebulan lalu yang dipusatkan di SDN Darsono 4 Kecamatan Kecamatan Arjasa.
"Ada sepuluh orang yang membantu proses belajar di SD yang memiliki 120 siswa namun hanya memiliki empat guru ini. Waktu itu yang terpikirkan adalah apa kontribusi nyata kami sebagai mahasiswa Unej kepada masyarakat," kata Aziz yang juga mahasiswa Jurusan Fisika FKIP Unej ini.
Selama sebulan, Aziz dan kawan-kawan bergantian menjadi guru di SDN Darsono 4. Mereka memberikan pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pihaknya memberlakukan semacam piket mengajar, mengingat kesibukan tiap orang tidak sama, tergantung juga dengan jadwal kuliah. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jember menyebutkan, secara absolut data paling tinggi buta aksara yakni ada 203.078 ribu pada tahun 2010 berdasarkan data dari BPS.
Namun kata dia, sebenarnya dari persentase jumlah penduduk, Jember masuk pada urutan ke-14 di Jatim dengan jumlah penduduk sekitar 2,4 juta jiwa. Data buta aksara itu masuk pada kategori usia 15 tahun ke atas atau 11,7 persen.
Sedangkan tahun lalu, buta aksara tinggal 174.128 jiwa dengan usia produktif umur 15 sampai 60 tahun.
Kemudian pada tahun 2010 ada sekitar 11.900 jiwa digarap untuk pengentasan buta aksara. Disusul kemudian pada tahun 2011 ada 27.550 jiwa. Sisa dua tahun ini ada 174.128 orang yang masih buta aksara.
Gerakan Aziz dan kawan-kawan terbukti direspon oleh mahasiswa Kampus Tegalboto yang lain. Walau hanya sekedar informasi dari mulut ke mulut, ternyata banyak mahasiswa yang tertarik bergabung dengan program ini.
Ada 132 orang yang sudah menyatakan diri ingin bergabung, mereka berasal dari semua fakultas yang ada di Universitas Jember.
"Kami akan menyeleksi para volounteer tadi hingga terpilih tiga puluh orang. Untuk proses seleksi kami dibantu kawan-kawan dari UGM Yogyakarta, UI Jakarta, UNAIR Surabaya serta perguruan tinggi lain yang memiliki kegiatan sejenis. Kami juga banyak dibantu oleh Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School, Komunitas Tanoker dan tentu saja Indonesia Mengajar," katanya.
Selain mencari relawan pengajar, Aziz dan kawan-kawan menciptakan gerakan Seribu Rupiah per bulan untuk mendukung kegiatan Unej Mengajar. Gerakan ini mulai dikembangkan di kalangan civitas akademika Kampus Tegalboto.
Selain bertugas mengumpulkan dana, mereka juga bertugas menggalang berbagai bantuan seperti buku dan alat-alat tulis guna disumbangkan kepada siswa-siswi di SDN Darsono 4 dan dua calon lokasi lainnya.
Para relawan Unej Mengajar juga sudah berhasil mengumpulkan seratus lebih buku untuk mendirikan taman bacaan. Sementara Rektor Unej M Hasan memberikan dukungan penuh bagi Gerakan Unej Mengajar.
"Gerakan Unej Mengajar menjadi bukti nyata bahwa civitas akademika Kampus Tegalboto memiliki kepedulian terhadap masalah yang tengah terjadi di tengah masyarakat, khususnya di Jember," kata Hasan.
Ujar memberikan penyuluhan kesehatan |
"Kami akan bertekad membantu pendidikan dengan penuntasan buta aksar semampu kami," kata Direktur Unej Mengajar Abdul Aziz, Rabu (3/10/2012).
Dia menambahkan, gerakan relawan yang diakuinya banyak terinspirasi Gerakan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan itu.
Dia mengaku, sudah memulai merintis kegiatannya sebulan lalu yang dipusatkan di SDN Darsono 4 Kecamatan Kecamatan Arjasa.
"Ada sepuluh orang yang membantu proses belajar di SD yang memiliki 120 siswa namun hanya memiliki empat guru ini. Waktu itu yang terpikirkan adalah apa kontribusi nyata kami sebagai mahasiswa Unej kepada masyarakat," kata Aziz yang juga mahasiswa Jurusan Fisika FKIP Unej ini.
Selama sebulan, Aziz dan kawan-kawan bergantian menjadi guru di SDN Darsono 4. Mereka memberikan pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pihaknya memberlakukan semacam piket mengajar, mengingat kesibukan tiap orang tidak sama, tergantung juga dengan jadwal kuliah. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jember menyebutkan, secara absolut data paling tinggi buta aksara yakni ada 203.078 ribu pada tahun 2010 berdasarkan data dari BPS.
Namun kata dia, sebenarnya dari persentase jumlah penduduk, Jember masuk pada urutan ke-14 di Jatim dengan jumlah penduduk sekitar 2,4 juta jiwa. Data buta aksara itu masuk pada kategori usia 15 tahun ke atas atau 11,7 persen.
Sedangkan tahun lalu, buta aksara tinggal 174.128 jiwa dengan usia produktif umur 15 sampai 60 tahun.
Kemudian pada tahun 2010 ada sekitar 11.900 jiwa digarap untuk pengentasan buta aksara. Disusul kemudian pada tahun 2011 ada 27.550 jiwa. Sisa dua tahun ini ada 174.128 orang yang masih buta aksara.
Gerakan Aziz dan kawan-kawan terbukti direspon oleh mahasiswa Kampus Tegalboto yang lain. Walau hanya sekedar informasi dari mulut ke mulut, ternyata banyak mahasiswa yang tertarik bergabung dengan program ini.
Ada 132 orang yang sudah menyatakan diri ingin bergabung, mereka berasal dari semua fakultas yang ada di Universitas Jember.
"Kami akan menyeleksi para volounteer tadi hingga terpilih tiga puluh orang. Untuk proses seleksi kami dibantu kawan-kawan dari UGM Yogyakarta, UI Jakarta, UNAIR Surabaya serta perguruan tinggi lain yang memiliki kegiatan sejenis. Kami juga banyak dibantu oleh Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School, Komunitas Tanoker dan tentu saja Indonesia Mengajar," katanya.
Selain mencari relawan pengajar, Aziz dan kawan-kawan menciptakan gerakan Seribu Rupiah per bulan untuk mendukung kegiatan Unej Mengajar. Gerakan ini mulai dikembangkan di kalangan civitas akademika Kampus Tegalboto.
Selain bertugas mengumpulkan dana, mereka juga bertugas menggalang berbagai bantuan seperti buku dan alat-alat tulis guna disumbangkan kepada siswa-siswi di SDN Darsono 4 dan dua calon lokasi lainnya.
Para relawan Unej Mengajar juga sudah berhasil mengumpulkan seratus lebih buku untuk mendirikan taman bacaan. Sementara Rektor Unej M Hasan memberikan dukungan penuh bagi Gerakan Unej Mengajar.
"Gerakan Unej Mengajar menjadi bukti nyata bahwa civitas akademika Kampus Tegalboto memiliki kepedulian terhadap masalah yang tengah terjadi di tengah masyarakat, khususnya di Jember," kata Hasan.
UNEJ Launching UNEJ Mengajar |
Komentar
Posting Komentar