Universitas Jember Mengajar (UJAR) Goes International
Dikutip dari Website UNEJ (8 Mei 2013)
Gerakan Universitas Jember Mengajar (UJAR) yang digagas oleh para mahasiswa Kampus Tegalboto ternyata mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari kalangan internasional. Buktinya Gerakan UJAR diundang dalam ajang “International Conference On Innovations and Challenges in Education” yang diadakan oleh Fakultas Pendidikan Dumlupinar University, Kutahya, Turki pada 26-28 April lalu. Hadir dalam kegiatan ini Direktur UJAR, Abdul Aziz.
Gerakan Universitas Jember Mengajar (UJAR) yang digagas oleh para mahasiswa Kampus Tegalboto ternyata mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari kalangan internasional. Buktinya Gerakan UJAR diundang dalam ajang “International Conference On Innovations and Challenges in Education” yang diadakan oleh Fakultas Pendidikan Dumlupinar University, Kutahya, Turki pada 26-28 April lalu. Hadir dalam kegiatan ini Direktur UJAR, Abdul Aziz.
“Awalnya kami mengetahui ada kegiatan konferensi ini dari internet. Kemudian kami mengirimkan karya ilmiah mengenai program UJAR kepada panitia pada awal bulan April. Ternyata karya ilmiah kami berjudul Universitas Jember Mengajar, Innovation of Social Student Movement from University of Jember Based on Education That Aims to Elevate The Illiteracy In Jember, Indonesia diterima oleh panitia,” kata Abdul Aziz memulai kisahnya sampai akhirnya bisa berkunjung ke Turki.
Dari 200 karya ilmiah yang diterima panitia dari berbagai penjuru dunia, praktis hanya karyaarek-arek Kampus Tegalboto yang sudah diaplikasikan, sementara karya-karya lain baru berupa ide atau masih di tataran konseptual. “Panitia mengapresiasi kerja dan karya kami, apalagi begitu tahu kami masih berstatus mahasiswa. Peserta lain rata-rata adalah mahasiswa S 2 dan S 3, bahkan banyak yang sudah menyandang gelar asisten profesor dan profesor,” tambah Aziz, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika FKIP ini.
Saat mempresentasikan pengalaman melaksanakan program UJAR di Dumlupinar University, banyak peserta yang antusias bertanya, terutama peserta dari negara-negara Asia dan Afrika. Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana para Sobat UJAR mencari dana untuk keberlangsungan program dan bagaimana mengkoordinir sebuah gerakan yang kompleks dimana ada kegiatan pemberantasan buta huruf, mengajar bahkan membuka taman bacaan juga.
“Salah satu peserta dari Gambia berminat mengaplikasikan kegiatan UJAR di negaranya karena merasa model Gerakan UJAR cocok diaplikasikan di negaranya, “ tambah Aziz. Untuk diketahui selama tiga hari konferensi, peserta dibagi dalam tiga kelompok diskusi dengan topik inovasi pendidikan, kurikulum pendidikan dan pengembangan guru. Peserta yang hadir datang dari Arab Saudi, Malaysia, Iran, Gambia, Jerman dan Turki sebagai tuan rumah.
Aziz pun merasakan benefit dari mengikuti konferensi di kampus yang ada di kota Kutahya, kota yang dapat ditempuh dalam waktu empat jam dari Istanbul. Selain Gerakan UJAR makin dikenal, banyak peserta dari negara lain yang menawarkan kerjasama mulai dari sekedar sharingpengalaman sampai jaringan kerjasama. “Insya Allah bulan ini ada undangan dari sebuah LSM di Jerman yang bergerak di bidang social entrepreneurship,” kata Aziz lagi. (iim)
Komentar
Posting Komentar